Jakbar Pos – Balai Prasarana Permukiman Wilayah (BPPW) Sulawesi Utara saat ini sedang melaksanakan pembangunan Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM) di kawasan permukiman korban erupsi Gunung Ruang yang terletak di Desa Modisi, Kabupaten Bolaang Mongondow Selatan. Proyek ini merupakan bagian dari upaya pemulihan pasca-erupsi yang terjadi pada bulan April 2024 dan bertujuan untuk menyediakan akses air bersih bagi masyarakat yang terdampak.
Billy Legi, Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) Pengembangan Kawasan Permukiman di BPPW Sulawesi Utara, mengungkapkan bahwa pembangunan SPAM ini dilakukan dengan melibatkan kantor balai desa dan puskesmas setempat. Dia menekankan pentingnya kerjasama ini untuk memastikan kebutuhan air bersih dapat terpenuhi secara efektif di daerah yang terkena dampak.
“Untuk proyek SPAM ini, kami memanfaatkan sumber air yang telah dikelola oleh UPTD Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Bolaang Mongondow Selatan, karena hingga saat ini belum ada Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) yang beroperasi di daerah ini,” jelas Billy saat ditemui di Manado, Jumat. Meskipun sistem yang ada saat ini masih tergolong sederhana, seperti penggunaan saringan pasir lambat (SPL), rencana pembangunan ini bertujuan untuk menciptakan sistem penyediaan air minum yang lebih komprehensif.
Billy juga menambahkan bahwa pembangunan SPAM ini akan mencakup pembuatan bak penampungan yang akan mendistribusikan air bersih ke masyarakat. Dengan memanfaatkan sumber air yang telah ada, air tidak hanya akan dialirkan ke lokasi hunian tetap, tetapi juga akan menjangkau area yang sebelumnya telah terlayani.
“Dari segi debit air, kami memiliki kapasitas yang cukup besar, sekitar 10 liter per detik. Ini diperkirakan dapat memenuhi kebutuhan hingga 1.000 sambungan rumah,” tuturnya, memberikan harapan akan peningkatan kualitas hidup masyarakat setelah terjadinya bencana.
Erupsi Gunung Ruang yang terjadi pada tanggal 17 dan 20 April 2024 telah memberikan dampak signifikan terhadap masyarakat yang tinggal di sekitarnya. Erupsi kedua, yang paling hebat, memaksa warga yang berada dalam radius berbahaya untuk mengungsi, termasuk dua desa di Pulau Ruang, yaitu Desa Pumpente dan Desa Laingpatehi. Para pengungsi kemudian dipindahkan ke daerah-daerah aman di Kepulauan Sitaro, serta beberapa lokasi di Kota Manado, Kabupaten Minahasa Utara, dan Kabupaten Minahasa.
Warga yang sebelumnya tinggal di Pulau Ruang kini tidak diizinkan untuk kembali ke rumah mereka. Sebagai alternatif, mereka direlokasi ke Desa Modisi. Pulau Ruang sendiri direncanakan akan dijadikan sebagai kawasan konservasi untuk menjaga keberlanjutan ekosistem di sekitarnya.
Dengan adanya proyek SPAM ini, diharapkan masyarakat yang terdampak erupsi dapat segera memperoleh akses air bersih yang layak dan meningkatkan kualitas hidup mereka. Pembangunan ini juga menjadi langkah penting dalam rehabilitasi dan rekonstruksi pasca-bencana, memberikan harapan baru bagi warga yang kehilangan tempat tinggal dan sumber kehidupan akibat erupsi gunung berapi. Dengan komitmen yang kuat dari pemerintah, diharapkan daerah ini dapat pulih dan berkembang kembali.
More Stories
Bulog Tegaskan Status Sebagai BUMN Meski Proses Transformasi Berlanjut
Kepala Daerah Mundur: Implikasi Kalah Pilkada 2024 bagi Masyarakat dan Ekonomi
PKB Lakukan PAW Tiga Anggota DPR, Muhammad Khozin Siap Membawa Aspirasi Masyarakat