15 Maret 2025

Jakarta Barat Pos

Informasi Terbaru dan Terpercaya

Insiden Berdarah Warnai Pilkada Sampang: Seorang Warga Tewas Dikeroyok Kelompok Bersenjata

Insiden Berdarah Warnai Pilkada Sampang: Seorang Warga Tewas Dikeroyok Kelompok Bersenjata

https://www.merdeka.com/

Jakbar Pos – Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) di Kabupaten Sampang, Jawa Timur, pada tahun 2024 diwarnai dengan sebuah insiden berdarah yang mengakibatkan seorang warga meninggal dunia. Kejadian tragis ini melibatkan sekelompok orang yang mengeroyok korban dengan senjata tajam jenis celurit. Peristiwa tersebut menjadi sorotan karena diduga memiliki kaitan dengan rivalitas politik yang terjadi menjelang Pilkada.

Kasus pengeroyokan ini terjadi pada Minggu, 17 November 2024, di Desa Ketapang, Kecamatan Katapang, Kabupaten Sampang. Korban yang tewas akibat luka sabetan senjata tajam adalah Jimmy Sugito Putra, seorang warga dari Desa Ketapang Laok. Jimmy juga dikenal sebagai saksi dalam tim pemenangan pasangan calon bupati dan wakil bupati nomor urut 2, Slamet Junaidi-Achmad Mahfudz, yang dikenal dengan julukan “Jimat Sakteh”. Keterangan ini disampaikan oleh Ketua Tim Pemenangan Jimat Sakteh, Surya Noviantoro, yang menyampaikan belasungkawa mendalam kepada keluarga korban serta mendesak pihak kepolisian untuk mengusut tuntas peristiwa ini.

Menurut Surya, insiden tersebut diduga terkait dengan motif politik. Dugaan ini muncul setelah calon bupati Slamet Junaidi melakukan kunjungan ke salah satu tokoh agama di Desa Ketapang, yang kemudian dihadang oleh sekelompok massa bersenjata celurit. Meski Slamet Junaidi berhasil lolos melalui jalan lain, kelompok yang mengadang tersebut kemudian memasuki lokasi yang sebelumnya dikunjungi oleh calon bupati. Terjadi cekcok mulut antara kedua belah pihak, yang akhirnya berujung pada pengeroyokan dan penganiayaan terhadap korban.

Korban Jimmy Sugito Putra dilaporkan sempat dibawa ke RSUD Ketapang dalam kondisi kritis akibat pendarahan hebat dari luka sabetan senjata tajam. Menurut Humas RSUD Ketapang, Alfian Akbar, korban tiba di rumah sakit sekitar pukul 16.10 WIB dengan luka-luka yang cukup parah di bagian muka, punggung, dan tangan. Meskipun sempat mendapatkan perawatan medis, nyawa korban tidak tertolong, dan pada pukul 17.15 WIB, Jimmy dinyatakan meninggal dunia. Jenazah korban kemudian dipulangkan ke rumah duka untuk disemayamkan.

Pihak kepolisian dari Polres Sampang segera turun tangan setelah mendapat laporan mengenai kejadian tersebut. Kasat Reskrim Polres Sampang, AKP Safril Selfianto, mengonfirmasi bahwa tim polisi sudah berada di lokasi kejadian untuk mengumpulkan bukti-bukti dan meminta keterangan dari sejumlah saksi. Polisi juga mulai memperketat pengamanan di berbagai titik di Desa Ketapang, dengan melibatkan anggota TNI dan polisi untuk mencegah terjadinya kekerasan lanjutan yang dapat memicu konflik lebih besar.

Polres Sampang berupaya melakukan pendekatan kepada tokoh agama dan tokoh masyarakat di daerah tersebut untuk menenangkan situasi dan menghindari ketegangan lebih lanjut. Meski demikian, pihak kepolisian belum dapat memastikan apakah insiden ini benar-benar berkaitan dengan Pilkada, meskipun rumor yang berkembang di masyarakat menyebutkan bahwa motif politik bisa menjadi pemicu utama kejadian ini. Pihak kepolisian berjanji akan segera merilis hasil penyelidikan lebih lanjut setelah seluruh data dan keterangan dari saksi-saksi terkumpul.

Sementara itu, Pilkada Kabupaten Sampang 2024 dijadwalkan akan berlangsung pada 27 November 2024 di 1.344 Tempat Pemungutan Suara (TPS) yang tersebar di 180 desa dan enam kelurahan di 14 kecamatan. Jumlah pemilih yang terdaftar mencapai 737.832 orang, terdiri dari 369.301 pemilih laki-laki dan 378.248 pemilih perempuan. Pada Pilkada 2024, ada dua pasangan calon yang bertarung memperebutkan kursi bupati dan wakil bupati Sampang, yaitu pasangan nomor urut 1, Muhammad Bin Muafi Zaini-Abdullah Hidayat (Mandat), yang diusung oleh delapan partai politik, dan pasangan nomor urut 2, Slamet Junaidi-Achmad Mahfudz (Jimat Sakteh), yang diusung oleh enam partai politik.

Kasus pengeroyokan yang terjadi di Desa Ketapang ini menambah deretan insiden yang mewarnai proses Pilkada, menimbulkan kecemasan mengenai potensi kekerasan dan ketegangan politik yang bisa terjadi di tengah-tengah pesta demokrasi. Oleh karena itu, diharapkan aparat keamanan dan seluruh elemen masyarakat dapat bekerja sama untuk menjaga kondusivitas dan keamanan jelang Pilkada 2024.