14 Maret 2025

Jakarta Barat Pos

Informasi Terbaru dan Terpercaya

Serangan Udara Israel di Lebanon: Tiga Wartawan Tewas dalam Kejadian yang Disorot sebagai Kejahatan Perang

Serangan Udara Israel di Lebanon: Tiga Wartawan Tewas dalam Kejadian yang Disorot sebagai Kejahatan Perang

https://www.merdeka.com/

Jakbar Pos – Pemerintah Lebanon mengkonfirmasi bahwa serangan udara yang dilancarkan oleh Israel pada Jumat, 25 Oktober 2024, telah menyebabkan kematian tiga wartawan di wilayah selatan negara tersebut. Menteri Informasi Lebanon, Ziad Makary, menyebut insiden tersebut sebagai “kejahatan perang,” menggarisbawahi seriusnya situasi yang melibatkan jurnalis yang bekerja di area konflik.

Menurut laporan dari saluran televisi pro-Iran, Al Mayadeen, dua korban terdiri dari seorang juru kamera dan seorang teknisi siaran yang berada di tempat tinggal wartawan di Hasbaya, sebuah daerah di Lebanon selatan. Selain itu, saluran TV Hizbullah, Al-Manar, melaporkan bahwa salah satu jurnalis mereka juga tewas dalam serangan ini. Makary dalam sebuah unggahan di X, yang dilansir oleh AFP, menyatakan bahwa tindakan tersebut menunjukkan kebiadaban Israel. Ia menyatakan, “Musuh Israel menunggu wartawan beristirahat malam untuk mengkhianati mereka saat mereka tidur,” menambahkan bahwa serangan ini dilakukan setelah pemantauan yang seksama.

Makary mencatat bahwa ada 18 wartawan yang sedang berada di lokasi tersebut, mewakili tujuh lembaga media yang berbeda. Ia menegaskan bahwa serangan ini bukanlah kebetulan, melainkan tindakan terencana dan dirancang untuk menargetkan wartawan yang sedang bekerja. Selain tiga wartawan yang tewas, sejumlah jurnalis lain dari media termasuk Al-Jadeed, Sky News Arabic, dan Al Jazeera English, juga berada di lokasi saat serangan berlangsung. Kementerian Kesehatan Lebanon melaporkan bahwa tiga orang lainnya terluka akibat serangan tersebut, dan tempat di mana para jurnalis berada merupakan area di luar benteng tradisional Hizbullah.

Konflik antara Israel dan Hizbullah telah meningkat sejak akhir September, ketika Israel berusaha untuk memperkuat perbatasan utara setelah serangkaian serangan lintas batas oleh kelompok bersenjata yang didukung Iran. Hizbullah sendiri juga melakukan serangan kecil-kecilan untuk mendukung Hamas setelah serangan 7 Oktober 2023 yang merupakan salah satu serangan paling mematikan dalam sejarah Israel. Setelah hampir satu tahun berkonflik di Gaza, Israel telah memperluas fokusnya ke Lebanon, melancarkan kampanye pengeboman besar-besaran yang menargetkan pos-pos Hizbullah di seluruh negeri.

Laporan terbaru menyebutkan bahwa perang antara Israel dan Hizbullah telah mengakibatkan sedikitnya 1.580 orang tewas. Dalam waktu 24 jam terakhir, militer Israel mengklaim telah menyerang lebih dari 200 target militan di Lebanon. Sementara itu, upaya untuk menghentikan konflik di Gaza tampaknya terhenti, meskipun telah ada beberapa inisiatif yang diusulkan. Serangan oleh Hamas pada 7 Oktober 2023 menyebabkan kematian sekitar 1.206 orang di Israel, sebagian besar di antaranya adalah warga sipil. Sebagai balasan, kampanye militer Israel di Gaza telah mengakibatkan lebih dari 42.847 kematian, dengan mayoritas korban juga merupakan warga sipil.

Di tengah ketegangan ini, ada beberapa upaya diplomatik untuk menghentikan konflik. Seorang pejabat senior Hamas menyampaikan bahwa mereka sedang membahas gagasan gencatan senjata dengan pejabat Mesir di Kairo. Pejabat tersebut menegaskan bahwa Hamas siap menghentikan pertempuran, tetapi Israel harus memenuhi beberapa syarat, termasuk menarik diri dari Jalur Gaza dan mengizinkan kembalinya pengungsi.

Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, menyambut baik upaya mediator Mesir dan mengarahkan kepala intelijen Mossad untuk terlibat lebih lanjut dalam negosiasi. Menteri Luar Negeri AS, Antony Blinken, juga aktif dalam upaya mediasi, bertemu dengan pemimpin Qatar dan membahas situasi di Lebanon. Dalam konteks ini, banyak pihak berharap agar upaya diplomatik ini dapat membantu mencapai kesepakatan gencatan senjata yang berkelanjutan.